Algoritma Percabangan dan Perulangan dalam Kehidupan

Friday, August 21, 2009

Bagi Anda yang berkecimpung dalam dunia scripting pemrograman komputer atau coding istilah-istilah seperti if .. then., while.., do.. while, do .. until, dan for.. next, tentunya sudah sangat tidak asing lagi. Istilah-istilah tersebut berkaitan dengan fungsi dasar dalam computer programming yaitu fungsi percabangan dan perulangan (looping). Hampir semua jenis bahasa pemrograman mulai dari yang tingkat tinggi maupun tingkat rendah mem

iliki fungsi tersebut walaupun dengan syntax yang berbeda-beda. Ok..kita tidak akan membahas masalah teknis bahasa dan syntax kode pemrograman, tapi dengan sedikit pengetahuan saya di bidang pemrograman komputer, tulisan ini akan menguraikan tentang konsep dasar dari kedua fungsi pemrograman tersebut jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari kita.

Seorang programmer dengan seorang penulis sebenarnya memiliki kesamaan, jika programmer menghasilkan karyanya dengan menulis bahasa pemrograman, sementara penulis dengan bahasa komunikasi. Hasil karya berupa software komputer juga dapat dianalogikan sebagai karya sastra dari seorang programmer komputer. Sang programmer memiliki kendali penuh atas alur cerita yang akan ia sajikan dalam software garapannya, mulai dari bagaimana mengelola input dan memprosesnya hingga menghasilkan output sesuai dengan yang diinginkan. Programmer komputer harus mempertimbangkan berbagai hal yang berhubungan dengan interaktifitas user dengan software buatannya. Restriksi-restriksi tertentu pun perlu diberlakukan agar pemrosesan data dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Ada banyak macam fungsi dalam pemrograman komputer, namun dua fungsi dasar yang amat diperlukan untuk hal tersebut adalah fungsi percabangan dan fungsi perulangan. Fungsi percabangan akan melakukan suatu aksi tertentu bila telah terpenuhinya suatu syarat, sedangkan fungsi perulangan akan melakukan perulangan terhadap suatu aksi hingga atau sampai suatu syarat itu terpenuhi. Sederhananya fungsi percabangan dapat diekspresikan dengan bahasa komunikasi sebagai : “jika…… maka……”, “jika…dan… maka….”, “jika…atau….maka….”, jika….dan…..atau….maka….”, ”pilih ….. lakukan……”. Untuk fungsi perulangan dapat diekspresikan sebagai berikut : “lakukan…. ketika……”, “lakukan……sampai…….”, dan “untuk kondisi ….. lakukan…….”.

>
Dalam lingkup kecil, konsep dasar fungsi percabangan dan fungsi perulangan selalu diterapkan di dalam dunia komputasi. Dalam lingkup kehidupan jika kita merenungi sejenak, kehidupan yang kita jalani mulai dari kita dilahirkan, dewasa dan hingga dipanggil kembali ke hadapan Ilahi, semuanya sangat berhubungan dengan fungsi percabangan dan perulangan ini. Jika dianalogikan, Tuhan Sang Pencipta adalah Programmer yang Maha Hebat. Kehidupan kita ini sejatinya telah diatur dalam script-script pemrograman Ilahiah yang didalamnya tercakup alur dan rangkaian cerita dari kedua fungsi tersebut. Segala sesuatunya baik yang sudah, sedang maupun belum terjadi telah terprogram dengan canggih. Kehidupan manusia beserta tatanan alam raya ini merupakan alur dan rangkaian cerita hasil script pemrograman Tuhan yang sedang berjalan. Tuhan memiliki Integrated Development Environment (IDE) yang amat canggih beserta kode-kode blok pemrograman, compiler dan debugger yang super hebat dalam menciptakan objek pemrograman tersebut.

Permasalahan mengenai takdir sebenarnya dapat disederhanakan ketika kita bisa memahami konsep percabangan dan perulangan. Kedua konsep ini merupakan bagian dari fungsi logika yang sebenarnya dapat dikerucutkan lagi menjadi satu konsep yaitu hukum sebab akibat. Baik fungsi percabangan maupun perulangan memerlukan syarat untuk dapat berjalan dengan baik. Begitu juga halnya dengan kehidupan ini, semua yang telah, sedang dan akan terjadi semuanya merupakan kondisi bersyarat.

Manusia diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk mengatur dan memilih alur kehidupannya sendiri. Berbagai tindak tanduk manusia dan interaktifitasnya dengan lingkungan alam raya sejatinya telah diatur dan tertata dalam konsep pemrograman yang amat canggih. Setiap manusia diberikan potensi untuk menuju kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesesatan. Dia telah mengatur dengan amat sangat baik bagaimana objek hasil ciptaannya (makhluk dan alam raya) berinteraksi dan berperilaku di dalam alur pemrograman yang dibuatNya. Tuhan sebagai sang Programmer juga telah menetapkan batasan-batasan tertentu atas pilihan-pilihan tersebut. Batasan-batasan inilah yang sesungguhnya disebut sebagai takdir kehidupan. Batasan-batasan yang diberikan oleh Tuhan sehingga alur kehidupan ini dapat berjalan dari awal dimulainya waktu hingga berakhirnya nanti di hari akhir. Jadi, dengan merujuk kepada konsep ini, takdir itu pun sebenarnya merupakan suatu event atau kejadian yang telah diprogram oleh Tuhan. Takdir berlaku jika dengan berbagai pilihan yang ada dan telah kita tempuh dalam script pemrograman tersebut menghasilkan output yang tetap sama. Kita sebagai objek hasil ciptaan tidak dapat melenceng dari alur program, Tuhan hanya memberikan satu hak ,yaitu untuk memilih satu dari sekian banyak alur program yang telah dikodekan. Kita sebagai objek pemrograman tinggal memilih blok kode mana yang akan kita lalui. Manusia tidak memiliki hak untuk mengubah alur kode program yang ada, dengan demikian hanya Tuhanlah yang bisa mengubah-ubah kode program tersebut. Cara yang terbaik untuk mengubah alur kode program tersebut adalah dengan memohon dan mendekatkan diri kepada Sang Programmer.

Kehidupan yang kita jalani ini merupakan suatu rangkaian cerita yang unik, namun sebenarnya dapat kita sederhanakan dengan konsep percabangan dan perulangan. Contohnya, hukum alam akan menghadiahkan keberhasilan bagi orang-orang yang ulet dan tekun. Mari kita sederhanakan dengan bahasa logika, jika ulet dan tekun maka berhasil. Contoh lainnya jika hujan maka basah, jika siang maka terang, jika malam maka gelap, jika bersyukur maka nikmat bertambah, jika berbuat baik maka mendapatkan pahala, jika berdusta maka celaka, dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua kegiatan manusia dalam hidup dan berkehidupan yang pada dasarnya merupakan kondisi bersyarat, sehingga dapat disederhanakan menjadi blok kode logika seperti ilustrasi diatas. Usia manusia juga diatur dengan kondisi bersyarat melalui fungsi perulangan, fungsi ini akan mengatur tahapan kehidupan manusia dan akan berakhir hingga di suatu waktu yang telah ditentukan.

Dalam tuntunan religi telah jelas disebutkan bahwa makhluk sebagai objek pemrograman diciptakan dengan tujuan untuk menyembah kepadaNya. Namun apa sebenarnya tujuan Tuhan menciptakan makhlukNya ?, semua alur cerita telah Dia program, manusia hanya tinggal memilih. Disembah ataupun tidak disembah Tuhan tetaplah Tuhan tanpa sedikitpun mengurangi keMaha KuasaanNya. Manusia mau beribadah ataupun tidak juga tidak merugikan Tuhan ? Mau menjadi ajengan ataupun bajingan itu juga satu pilihan. Tetapi hasil akhir dari semua itu tentunya juga sudah diprogram dan dicatat oleh Tuhan di dalam kitab yang nyata . Permasalahan dalam memilih ataukah mengubah alur pemrograman dalam kehidupan ini cukup pelik dan bahkan telah menimbulkan kelompok-kelompok tertentu dalam teologi. Kesimpulannya, jangan terlalu memusingkan diri dengan hal ini, toh semua cerita dari alur program tersebut juga merupakan rahasia Tuhan, yang diluar jangkauan pemikiran dan indera manusia. Dalam hidup di dunia berlaku hukum sebab akibat. Jadilah sebab yang baik bagi kehidupan kini dan selanjutnya, dan Tuhan akan senantiasa melihat dan memberikan ganjaran yang setimpal atas perilaku umatNya dimuka bumi baik dalam kekinian hidup maupun kelak ketika kehidupan kita yang kedua kalinya dimulai kembali.

Wallahu’alam bishawab.

0 comments:

Post a Comment